Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan
yang paling besar di antaranya ialah kasih (1 Kor. 13:13)
Bacaan: 1 Yoh. 4:7–11
Setahun: Im. 15-16; Mat. 27:1-26
Beberapa waktu lalu, saya berkirim-kiriman e-mail dengan seorang teman
yang usianya mendekati 30 tahun dan tidak sedang menjalin hubungan asmara
yang serius. Ia seorang pria kristiani yang berbakat, menyenangkan,
tampan, dan beriman. Namun sejauh ini, segala hal romantis tampaknya tak
banyak berarti lagi baginya.
Beberapa bulan sebelumnya, ia begitu bersemangat menjalin hubungan dengan
seorang wanita muda sahabat penanya. Namun, dua minggu sebelum mereka
bertemu untuk kali pertama, wanita itu tewas tertabrak seorang pengemudi
mabuk. Teman saya pun pergi menemui keluarga wanita itu, ikut
berbelasungkawa, dan mengatasi kehilangannya sendiri.
Dewasa ini, banyak orang merasakan ketidakhadiran cinta, sejelas orang
lain yang merayakan kehadirannya. Di dunia di mana cinta sangat berarti,
adakah firman Tuhan yang berlaku bagi setiap orang, baik yang memiliki
maupun tidak memiliki kekasih?
Fokus 1 Yohanes 4 bukanlah tentang dicintai orang lain, melainkan tentang
kasih Allah kepada kita dan kasih kita kepada sesama (ay. 7-11). Menurut 1
Korintus 13:7, kasih seperti ini “menahan segala sesuatu, percaya segala
sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”.
Bagaimana mungkin? Karena kasih Allah “telah dicurahkan di dalam hati kita
oleh Roh Kudus” (Rm. 5:5).
Setelah kartu dan bunga lama dilupakan, selalu ada kasih dari hati Allah
bagi kita! —DCM
Hari ini saat kita mengungkapkan
Kasih setia yang tak kunjung padam,
Jangan lupa bahwa kasih Allah yang sempurna
Dinyatakan kepada kita di dalam Anak-Nya. –Hess
SEMAKIN DALAM KITA MEMAHAMI KASIH ALLAH BAGI KITA
SEMAKIN BANYAK KASIH YANG KITA TUNJUKKAN KEPADA SESAMA
1 Yoh. 4:7–11
4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab
kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari
Allah dan mengenal Allah.
4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah
adalah kasih.
4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu
bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya
kita hidup oleh-Nya.
4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah
yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai
pendamaian bagi dosa-dosa kita.
4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi
kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.
Leave a Reply